Film yang Salah untuk Mereka

February 19, 2009

Malam minggu kemarin secara mendadak kami manfaatkan untuk nonton film di movie theater terdekat. Movie theater sangat ramai dipadati masyarakat yang sepertinya pulang dari pesta perayaan Valentine’s Day pada hari itu. Terlihat sekilas, banyak gadis-gadis membawa setangkai bunga mawar yang saya pikir itu dari kekasih atau sahabatnya.

2652498644_c82f00ed14

Beberapa menit selanjutnya kami sibuk memilih movie yang akan ditonton. Suami saya sangat hobi nonton film horor, sedangkan saya lebih senang nonton drama romantis. Setelah beradu beberapa menit akhirnya kami memutuskan nonton film thriller yang judul Friday The 13th (di Indonesia udah ada belum ya?). “Kalau liat trailernya sih, film ini sepertinya tidak terlalu menyeramkan”, batin saya meyakinkan diri. Menonton film horor di movie theater dengan gambar dan sound yang lebih mantap mambuat saya kapok nonton film horor disana untuk kedua kalinya, hehe.

Tidak seperti biasanya, ketika menyerahkan tiket ke petugas penjaga di depan lorong masuk ruangan movie kami ditanyai ID. Dengan bingung, suami menyerahkan ID yang membuktikan bahwa umur kami sudah di atas 21 tahun. Dan akhirnya kami dipersilahkan masuk.

Kami datang pada malam itu sedikit terlambat . Film sudah diputar beberapa menit yang lalu. Adegan yang menyambut kami pertama adalah sekelompok muda-mudi yang sedang berlibur dan sebagian dari mereka terlihat bermesraan dengan kekasihnya. Tak segan-segan, adeganpun berlanjut ke adegan untuk orang dewasa yang menunjukkan sebagian banyak *maaf* bagian tubuh wanita. Saya baru sadar alasan mengapa penjaga tiket tadi meminta ID. fridaythe13th-ps-4

Beberapa saat kemudian, rombongan anak-anak kecil masuk ke dalam ruangan itu. Kami yang sedang menikmati film sontak sedikit merasa terganggu dengan riuhnya suara kecil mereka. Pandangan kami berbalik ke mereka dan kami liat ada sekitar 6-7 anak yang kira-kira usianya berkisar antar 5-10 tahun. Kami juga melihat ada sosok orang dewasa (apakah itu orang tua mereka atau bukan) yang duduknya sedikit terpisah dengan mereka.

Selang beberapa detik setelah rombongan anak-anak itu tenang, di layar movie theater terlihat ada sepasang muda-mudi yang sedang melakukan hubungan intim. Kontan saja saya langsung mengamati anak-anak yang baru datang tadi. Saya sedikit miris melihat mereka tetap menonton dengan seksama bahkan selintas melalui siluet cahaya dari layar, saya melihat ada seorang anak yang melongo melihat adegan tersebut. Menyedihkan.

Namanya juga film remaja-dewasa, adegan seperti itu tidak hanya satu atau dua kali. Bahkan pemain-pemain itu melakukannya seperti terlihat nyata. Hal lain yang bikin saya menutup mata adalah adegan pembunuhan yang dilakukan si Jason (tokoh utama pembunuhan) yang tergolong sangat keji. Cara dan strategi dia mengikuti lawan dan membunuhnya dengan biadab termasuk sikap yang sangat kejam. Menurut saya, itu bisa dikategorikan sebagai pelajaran cara pembunuhan dan penganiayaan terhebat kepada anak-anak yang masih belum mengerti mana yang baik dan yang buruk. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya nanti anak-anak yang ada di ruangan tersebut ketika dewasa.

Beberapa menit kemudian, Read the rest of this entry »